Jika dibandingkan dengan fiksi, maka unsur intrinsik drama dapat dikatakan "kurang sempurna". Di dalam drama tidak ditemukan adanya unsur pencerita, sebagaimana terdapat di dalam fiksi.
1. Tokoh, Peran, dan Karakter
Dalam hal penokohan, didalamnya termasuk hal-hal yang berkaitan dengan penamaan, pemeranan, keadaam fisik tokoh (aspek fisikologis), keadaan sosial tokoh (aspek sosioligi), serta karakter tokoh.
Tokoh-tokoh yang telah "dipilih" oleh pengarangnya biasanya telah "dipersiapkan" sedemikuan rupa.
Tokoh-tokoh yang dihadirkan pengarang, untuk dapat membangun persoalan dan menciptakan konflik-konflik, biasanya melalui peran-peran tertentu yang harus mereka lakukan.
Dalam menjalankan fungsinya sebagai peran tertentu, tokoh dituntut untuk menciptakan kesesuaian karakter dengan peran itu.
2. Motif, Konflik, peristiwa, dan alur
Peristiwa di dalam drama, merupakan salah satu unsurnya. Sulitlah dibayangkan sebuah karya fiksional disampaikan tanpa adanya peristiwa atau kejadian. Dalam memahami peristiwa di dalam drama harus disadari sepenuhnya bahwa peristiwa tidaklah terjadi begitu saja, secara tiba atau serta merta. Setiap peristiwa yang berlaku atau yang terjadi selalu mempunyai hubungan sebab akibat.
Alasan tentang mengapa suatu laku atau juga peristiwa terjadi dapat disebut dengan istilah motif.
Hubungan antara satu peristiwa atau sekelompok peristiwa dengan peristiwa yang lain disebut dengan alur atau plot.
Karakteristik alur drama, jika ingin membedakannya, mungkin dapat dikategorikan dengan istilah alur konveksional dan alur nonkonveksional.
3. Latar dan Ruang
Latar merupakan identitas permasalahan drama sebagai karya fiksionalitas yang secara samar diperlihatkan penokohan dan alur.
Ruang merupakan unsur lain drama yang jelas berkaitan dengan latar. Ruang juga menyangkut tempat dan suasana.
4. Penggarapan Bahasa
Bagaimana bahasa dipergunakan pengarang sehingga terjadi situasi bahasa.
Bagaimana bahasa dipergunakan barangkali menyangkut tentang gaya.
Gaya bahasa cenderung dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu penegasan, pertentangan, perbandingan, dan sindiran. Sebagaimana di dalam karya sastra lainnya, di dalam drama para pengarang pun memanfaatkan hal ini.
5. Tema dan Amanat
Tema adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya.
Amanat merupakan opini, kecenderungan, dan visi pengarang terhadap tema yang dikemukakannya. Amanat di dalam drama dapat terjadi lebih dari satu, asal kesemuanya itu terkait dengan tema.
Referensi : Drs. Hasanuddin WS., M. Hum., DRAMA KARYA DALAM DUA DIMEMSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar