Membahas tentang keterampilan berbahasa Indonesia, Lingustik bahasa Indonesia, dan sastra Indonesia juga Puebi
Minggu, 05 April 2020
Virus Corona, Kecil Tapi Bahaya dan Cara Pencegahannya
Akhir Desember tahun 2019 dunia dikejutkan dengan penyakit infeksi saluran pernapasan yang baru.
Penyakit ini tiba-tiba menyerang banyak orang di kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina.
Penderita mengalami panas, batuk, sesak napas. Beberapa diantaranya menunjukkan sakit berat hingga meninggal.
Para ilmuan mengidentifikasi mikroorganisme penyebab infeksi adalah virus corona (2019-nCoV).
Penyakit dengan gejala yang sama dengan cepat menyebar ke luar kota Wuhan dan bahkan ke luar Cina.
Corona virus merupakan nama famili virus yang dapat menyebabkan gangguan saluran pernapasan mulai dari yang ringan hingga berat.
virus ini bersifat zoonotik, berasal dari hewan yang disebarkan ke manusia.
Virus 2019-nCoV ditularkan melalui partikel percikan ludah berukuran mikro meter yang dikeluarkan melalui saluran pernapasan penderita terinfeksi.
Partikel mikron tersebut kemudian terhirup dan masuk ke dalam saluran pernapasan orang yang tertular.
Dilansir dari A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention, terdapat lima cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya yaitu:
1. Transmisi dari cairan
2. Transmisi dari udara: virus corona bisa menyebar dalam jarak jauh melalui udara.
Cara ini sama dengan cara virus flu, SARS, variola, dan norovirus menular dari satu orang ke orang lainnya;
3. Transmisi kontak;
4. Tranmisi dari hewan;
5. Kontak dekat dengan pasien.
Penularan dapat dicegah dengan menghindarkan diri dari terekspose 2019-nCoV.
Dengan mendasarkan pada cara penularannya, pencegahan dapat dilakukan dengan:
1.Mengkarantina penderita
2.Memakai masker bagi penderita
3.Memakai masker bagi orang yang berisiko tertular
4.Mencuci tangan setelah tersentuh permukaan benda yang diduga tercemar virus
5.Meningkatkan daya tahan tubuh dengan berolahraga, makanan bergizi, menghindari stres, dan istirahat yang cukup.
Hingga saat ini belum didapatkan pengobatan antivirus 2019-nCoV.
Bagi yang sudah terinfeksi, diberikan terapi supportif sesuai dengan derajat keparahanya. dr Muhammad Amin (Ketua Departemen Kajian Strategis HELP-'Sharia)/mj
Referensi: Tabloid Media Umat Edisi 260
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar